Selasa, Juni 03, 2008

Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Sekolah


Oleh Anton Timur, S.Pd.
Mahasiswa S2 Manajemen Pendidikan UNESA
Guru SMA Al-Islam Krian
Hampir semua murid dan guru pasti sudah sangat mengenal perpustakaan, karena sudah tidak asing lagi bagi dunia pendidikan. Perpustakaan merupakan salah satu sumber belajar yang menyediakan bahan-bahan/materi yang dibutuhan baik oleh siswa maupun guru dalam lingkungan sekolah.
Menurut Muhammad Hilal (1994) secara sederhana perpustakaan dapat diartikan sekumpulan bahan pustaka yang terdiri dari buku-buku yang diatur sedemikian rupa dengan sistem tertentu dengan maksud untuk dapat ditelusuri dan ditemukan kembali oleh pengguna perpustakaan sebagai sumber informasi. Pengertian yang lebih lengkap dikemukakan oleh Pawit (1991) perpustakaan adalah suatu tempat pengelolaan segala macam informasi terekam, baik dalam bentuk tercetak maupun non cetak termasuk bahan-bahan mikrokomputer dan bahan hasil teknologi canggih lainnya, untuk kepentingan pendayagunaan bagi masyarakat luas. Jadi perpustakaan tidak hanya merupakan kumpulan buku atau bahan cetak lainnya tapi juga menyimpan atau mengoleksi bahan non pustaka misalnya film, VCD dan sejenisnya.
Setelah kita mengetahui pengertian perpustakaan secara umum maka pertanyaan selanjutnya adalah apakah yang dimaksud dengan perpustakaan sekolah? Wiyono (1980) mengemukakan bahwa perpustakaan sekolah merupakan tempat untuk mengumpulkan bahan-bahan pustaka yang diatur dengan sistem tertentu dan bahan-bahan tersebut sebagian berupa buku, warkat, tulisan para pakar dalam bidangnya, sehingga setiap saat bisa dimanfaatkan secara mudah oleh guru, siswa maupun pemakai lainnya.
Perpustakaan sekolah mempunyai tujuan yang tidak bisa dilepaskan dengan kurikulum sekolah. Perpustakaan sekolah sebagai salah satu komponen sekolah dan merupakan salah satu sumber belajar bagi siswa tujuannya harus mengacu dan sejalan dengan tujuan sekolah secara kelembagaan pada umumnya. Menurut Suryana (1982) pelayanan perpustakaan sekolah bukan hanya di ruangan saja tetapi dapat dilakukan dikelas atau tempat-tempat tertentu. Secara rinci tujuan tersebut antara lain (a) Memupuk rasa cinta, kesadaran dan kebiasaan membaca, (b) Membimbing dan mengarahkan teknik memahami isi bacaan, (c) Memperluas pengetahuan para siswa, (d) Membantu pengembangan kecakapan berbahasa dan daya fikir pada siswa dengan menyediakan bahan bacaan yang bermutu, (e) Membimbing para siswa agar dapat menggunakan dan memelihara bahan pustaka dengan baik, (f) Memberikan dasar-dasar kearah studi mandiri, (g) Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk belajar bagaimana cara menggunakan perpustakaan dengan baik, efektif dan efesien, terutama dalam menggunakan bahan referensi, (h) Menyediakan bahan-bahan pustaka yang menunjang pelaksanaan program kurikulum sekolah, baik yang bersifat intrakulikuler maupun yang bersifat ekstrakulikuler.
Pemakai perpustakaan sekolah bukan hanya siswa saja tetapi juga guru dan karyawan sekolah. Segala usaha yang dilakukan perpustakaan sekolah adalah untuk di manfaatkan secara maksimal mungkin oleh siswa, guru dan karyawan sekolah. Dengan pengadaan bahan pustaka yang menunjang kurikulum, siswa diharapkan mendapatkan kesempatan untuk mempertinggi dan memperdalam daya serap dan penalaran dalam proses pendidikan. Sedangkan untuk guru diharapkan dapat menunjang untuk memperkaya pengetahuannya dan membantu mempersiapkan bahan-bahan mengajar di kelas. Untuk karyawan diharapkan dapat membantu mereka dalam menghayati tugasnya masing-masing dalam lingkungan pendidikan sehingga makin dapat berperan serta menyukseskan tujuan pendidikan itu sendiri.
Menurut Laurens Kaluge dalam rangka mendukung pelaksanaan program pendidikan di sekolah perpustakaan mempunyai empat fungsi yaitu: Pertama, fungsi pendidikan. Perpustakaan sekolah memberikan kesempatan kepada siswa untuk menambah pengetahuan dan mempelajari kembali materi pelajaran yang telah di ajarkan oleh guru di kelas. Siswa yang rajin akan selalu mencari atau mendalami apa yang diajarkan oleh guru di kelas. Kalaupun siswa belum dapat menggunakan buku-buku perpustakaan, ruang perpustakaan pun dapat digunakan untuk belajar bersama. Bagi guru, perpustakaan merupakan sarana yang paling tepat untuk mempelajari, mengkaji atau bahkan mendalami materi dan bahan pengayaan yang akan diberikan kepada siswanya. Kedua, fungsi informasi. Bahan pustaka yang ada di perpustakaan seharusnya tidak hanya berisi buku-buku teks ilmu pengetahuan. Perpustakaan juga dituntut mampu menyediakan bacaan-bacaan informatif seperti harian, majalah atau brosur-brosur yang sarat dengan informasi yang sedang berkembang. Ketiga, fungsi rekreasi. Fungsi rekreasi dapat dipenuhi oleh perpustakaan apabila didalamnya terdapat buku-buku cerita (fiksi), bukan hanya buku teks semata. Buku-buku ini dimaksudkan sebagai sumber rekreasi bagi siswa. Buku-buku fiksi misalnya lebih disenangi siswa, karena sifatnya yang imajinatif. Guru dan petugas perpustakaan hendaknya menjaga agar siswa tidak terlena pada buku-buku fiksi dan mengesampingkan buku teks. Dalam menghadirkan buku-buku fiksi harus diperhatikan perkembangan intelektual siswa serta norma-norma atau tatanan nilai dan agama yang ada. Keempat, fungsi penelitian. Fungsi penelitian harus diperkenalkan kepada siswa dalam menggunakan perpustakaan. Siswa perlu ditantang untuk menjawab berbagai masalah dengan menggunakan perpustakaan sebagai tempat menemukan acuan jawabannya.
Agar perpustakaan berfungsi dengan baik, perlu dikelola secara profesional dengan melibatkan tenaga-tenaga yang mengerti betul tentang perpustakaan. Selain itu hal-hal yang perlu diperhatikan agar perpustakaan sekolah tetap menarik minat warga sekolah adalah koleksi buku yang ada, tata letak ruangan dan pelayanan yang ramah dan teratur.
Seperti yang kita ketahui dari media masa maupun dari pengalaman kita sendiri ketika datang ke perpustakaan, banyak kita jumpai buku-buku yang tampaknya sudah kuno dan kurang menarik. Fakta ini juga sering kita jumpai di perpustakaan sekolah. Agar perpustakaan tidak ketinggalan dengan laju ilmu pengetahuan dan teknologi, perpustakaan harus membuat upaya agar koleksinya layak baca dan mutakhir. Dengan demikian perpustakaan harus melakukan penambahan koleksinya. Penambahan itu bisa dari bantuan pemerintah, pembelian, hadiah atau sumbangan, tukar menukar dan karya sendiri. Sekolah harus mempunyai kemauan untuk menganggarkan dana untuk pembelian buku dalam setiap semester sehingga koleksi perpustakaan semakin lengkap dan menambah minat siswa untuk datang ke perpustakaan karena koleksi yang relatif lengkap. Di era teknologi ini akan lebih bagus apabila perpustakaan dilengkapi dengan teknologi internet sehingga siswa dapat mengakses informasi lebih luas untuk kepentingan tugas maupun yang lainnya.
Tata letak ruang perpustakaan harus juga di perhatikan karena menyangkut kenyaman pengunjung. Untuk itu ruangan perpustakaan sekolah diharapkan terletak di ruang yang luas dan khusus untuk menampung kebutuhan siswa minimal menampung satu kelas di saat mereka membaca atau memanfaatkan ruangan. Luas gedung dan ruangan tergantung jumlah siswa sekolah yang bersangkutan. Ruangan hendaknya berada pada pusat jangkauan atau mudah diakses oleh siswa, tidak dekat dengan keramaian, dapat dimanfaatkan dan diatur secara fleksibel.
Pelayanan di perpustakaan berupa peminjaman koleksi, pengembalian koleksi serta penggunaan koleksi merupakan faktor yang sangat penting. Jika siswa dan guru tidak senang masuk ke perpustakaan karena pelayanan yang kurang memuaskan, patut di risaukan oleh para pengelola perpustakaan. Pengelola perpustakaan harus mengusahakan agar perpustakaan sekolah mampu melayani pemakai dengan sebaik-baiknya cepat dan tanpa prosedur yang berbelit-belit.
Senyum, salam, sapa, sopan, santun. Itulah resep yang harus di praktekkan oleh para petugas perpustakaan. Dengan senyum, salam, sapa, sopan, santun akan menimbulkan kesan yang mendalam bagi para pengguna perpustakaan. Dengan resep ini di harapkan para pengguna perpustakaan akan senang datang dan ketagihan untuk datang kembali karena merasa nyaman dengan pelayanan yang diberikan oleh petugas.
Untuk menumbuhkan minat siswa agar datang ke perpustakaan, perlu dilakukan kerjasama dan sinergi yang baik antara sekolah, guru dan petugas perpustakaan. Sekolah harus mendukung pengembangan perpustakaan terutama dalam hal pengembangan tempat dan koleksi buku-buku yang ada. Guru mengarahkan agar siswa-siswinya datang dan membaca di perpustakaan dengan cara memberi tugas yang jawabanya bisa di cari di dalam perpustakaan. Dengan cara seperti ini mau tidak mau siswa akan datang ke perpustakaan, dan ini adalah awal yang baik untuk mendidik mereka mencintai buku. Bukankah kebiasaan berawal dari satu perbuatan yang dilakukan berulang-ulang. Petugas perpustakaan harus mampu melayani siswa dengan resep di atas. Terjadinya sinergi diantara komponen diatas merupakan awal yang baik untuk membuat siswa mencintai perpustakaan yang ahirnya akan meningkatkan kemampuan akademis, dan membentuk budaya baca siswa serta mendukung tercapainya proses dan tujuan pendidikan.

* Artikel ini telah dimuat dalam majalah Cerdas Sehat, Dinas Pendidikan Kabupaten Mojokerto edisi 056 Maret 2008

Tidak ada komentar: