Selasa, Desember 18, 2007

BELAJAR DAN PERUBAHAN*


Oleh Anton Timur, S.Pd
Mahasiswa S2 Universitas Negeri Surabaya - Guru Sosiologi SMA Al-Islam Krian



Belajar merupakan key word atau key term (kata kunci) yang paling penting dalam proses pendidikan. Sehingga dapat dikatakan bahwa tanpa belajar, sesungguhnya tak akan pernah ada pendidikan. Karena begitu pentingnya arti belajar dalam dunia pendidikan, maka tidak heran bila persoalan yang bertalian dengan belajar, hingga kini tiada henti menjadi kajian menarik bagi banyak ahli pendidikan.
Di sisi lain, belajar merupakan suatu kegiatan mental yang tidak dapat diamati dari luar. Artinya, hasil dari belajar tidak bapat diketahui secara langsung hanya dengan mengamati orang tersebut. Hasil belajar hanya bisa diamati, jika seseorang menampakkan kemampuan yang telah diperolehnya melalui belajar (Tanwe, 2004).
Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan, belajar adalah upaya untuk mendapatkan kepandaian atau ilmu (Pusat Bahasa, 2002). Sementara itu para ahli pendidikan memberikan pemahaman yang beragam. Enes ER Hilgard (dalam Yatim, 2005) menuturkan, Learning is the process by which n activity originates or is charged throught training procedures. Sementara Cronbach (dalam Tanwey, 2004) menyatakan, lerning is shown by a change in behavior as result of experience.
Pada bagaian lain, Gagne (dalam Dimyati, 2002) menjelaskan, belajar merupakan kegiatan yang kompleks yang hasilnya berupa kapabilitas. Setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai. Sedangkan Ormrod (dalam Tanwe, 2004) mendiskripsikan dua pengertian yang berbeda. Definisi pertama menyatakan, learning is relatively permanent change in behavior due to experienc. Sedangkan definisi kedua menyatakan bahwa learning is a relatively permanent change in mental association due to experienc.
Dari pengertian-pengetian belajar di atas tampak, bahwa orientasi belajar sebenarnya tidak semata pada “hasil”, namun juga pada “proses” yang dilakukan guna mendapatkan pengetahuan tersebut. Sehingga hal-hal yang dimungkinkan muncul pada seseorang sebagai hasil belajar adalah (Slameto, 2003):
Pertama, perubahan terjadi secara sadar. Ini berarti bahwa seseorang yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau sekurang-kurangnya ia merasakan telah terjadi adanya perubahan dalam dirinya. Misalnya ia menyadari bahwa pengetahuannya bertambah, kecakapannya bertambah, kebiasaannya bertambah. Jadi perubahan tingkah laku yang terjadi karena mabuk atau dalam keadaan tidak sadar, tidak termasuk perubahan dalam belajar, karena orang yang bersangkutan tidak menyadari akan perubahan itu.
Kedua, perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional. Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri seseorang berlangsung secara berkesinambungan, tidak statis. Satu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan atau proses belajar berikutnya. Misalnya jika seorang anak belajar menulis, maka ia akan mengalami perubahan dari tidak dapat menulis menjadi dapat menulis. Perubahan ini berlangsung terus hingga kecakapan menulisnya menjadi lebih baik dan sempurna.
Ketiga, perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif. Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu senantiasa bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan demikian, makin banyak usaha belajar itu dilakukan, makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh. Perubahan yang bersifat aktif artinya, bahwa perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan karena usaha individu.
Keempat, perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara. Perubahan yang bersifat temporal terjadi hanya untuk beberapa saat saja, seperti berkeringat, keluar air mata, bersin, menangis dan sebagainya, tidak dapat digolongkan sebagai perubahan dalam arti belajar. Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat permanen. Ini berarti bahwa tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan bersifat tetap. Misalnya kecakapanseorang anak yang bermain piano, setelah belajar tidak akan hilang begitu saja kemampuan tersebut, bahkan akan berkembang.
Kelima, perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah. Ini berarti bahwa perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan yang dicapai. Perubahan belajar terarah kepada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari. Misalnya seseorang yang belajar aplikasi komputer, sebelumnya sudah menetapkan apa yang mungkin dapat dicapai dengan belajar aplikasi komputer.
Keenam, perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku. Perubahan yang diperoleh seseorang setelah melalui suatu proses belajar meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seseorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap, keterampilan, pengetahuan dan sebagainya.
Sebagai contoh seorang anak yang belajar naik sepeda, maka perubahan yang paling nampak ialah keterampilan mengendarai motor tersebut. Ia juga mengalami perubahan lainnya, yakni cara kerja motor, pengalaman tentang jenis-jenis motor, merek motor, alat-alat motor dan sebagainya.

* Artikel ini telah dimuat dalam majalah Cerdas Sehat, Dinas Pendidikan Kabupaten Mojokerto edisi 053 Desember 2007

1 komentar:

A. Rohman mengatakan...

assalamu'alaikum Wr. Wb.

smoga succes sekolahnya pak.

Afwan, ini saya melihat Postingan yang kurang bagus sepertinya, yang ada pada murid2 bapak, yang setau saya tidak ada ajaran yang seperti ini di lembaga pendidikan terlabih dalam lembaga Islam.
untuk apa judul postingannya, bapak/Ibu guru bisa lihat sendiri di

http://smalis-xiis7.blogspot.com/

trima kasih,
wassalamu'alaikum Wr. Wb.